Perjalanan Hidup Pria yang Tiga Kali Hamil oliem_al-azieb,medan.diambil dari detiknews.com ![kumpulan berita<banyak baca banyak tau> 58708_thomas_beatie__kiri__saat_tampil_bersama_oprah_winfrey_thumb_300_225](https://2img.net/h/media.vivanews.com/thumbs/58708_thomas_beatie__kiri__saat_tampil_bersama_oprah_winfrey_thumb_300_225.jpg) | Thomas Beatie (kiri) saat tampil bersama Oprah Winfrey (Oprah.com) | |
VIVAnews
- Thomas Beatie, pria yang sedang mengandung anak kedua, menemukan satu
hal yang membedakan dirinya dengan perempuan normal. “Saya tidak dapat
menyusui bayi saya,” ujar Beatie. Namun pria yang lahir sebagai
perempuan 34 tahun silam ini merasa kandungannya sangat sehat.
“Saya baik-baik saja. Saya selalu mengecek kadar hormon dan semua
sempurna,” tandas Beatie dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi
ABC, seperti yang dikutip dari The Telegraph, Kamis 13 November 2008.
Awal
2008, Beatie pernah menuliskan perasaan dan kisah kehamilannya untuk
dimuat di majalah The Advocate. “Saya adalah seorang transgender,
secara hukum saya adalah seorang lelaki, dan saya menikah resmi dengan
Nancy,” tulis Beatie di kolom majalah para gay, lesbian, biseksual dan
transgender yang berbasis di Los Angeles itu.
Seperti yang
telah diberitakan, pada 29 Juni lalu Beatie sudah melahirkan seorang
bayi perempuan, Susan. Mereka melakukan inseminasi buatan dengan
menggunakan sperma dari bank sperma. Nancy lah yang kemudian menyusui
Susan. Sebenarnya sebelum mengandung Susan, Beatie pernah mengandung
jabang bayi, tetapi keguguran.
Pasangan Beatie-Nancy melalui
sebuah proses dari bagaimana caranya bisa hamil, lalu akhirnya bisa
mengandung. Semua proses yang kami lalui merupakan tantangan bagi kami
berdua, ungkap Beatie. Apalagi, keluarga Nancy tidak banyak yang tahu
kalau Beatie adalah seorang transgender.
Beatie dan Nancy
telah menjalin hubungan sejak Beatie berusia 24 tahun. Pada saat itu,
menimang buah hati hanyalah impian belaka bagi mereka. Istrinya yang
kini berusia 46 tahun tersebut tidak dapat mengandung karena rahim
Nancy terpaksa diangkat akibat penyakit endometriosis parah 20 tahun
lalu.
Namun menurut Beatie, memiliki anak biologis bukan cuma
keinginan lelaki atau perempuan, melainkan keinginan tiap manusia.
Keinginan kuat itu mendorong pasangan yang tinggal di Bend dan negara
bagian Oregon itu tetap berupaya memiliki anak.
“Dua tahun
lalu, saat bisnis percetakan kami berkembang dan kami pindah dari
Hawaii, saya berhenti menyuntikkan hormon testosteron dwibulanan,
supaya bisa hamil,” kata Beatie. Keputusan tersebut bukan keputusan
mudah karena siklus menstruasi Beatie sudah berhenti selama delapan
tahun. Dengan berhenti menyuntikkan testosteron, berarti Beatie akan
mengalami menstruasi lagi.
Kritik, penolakan, cemoohan, dan
keraguan dari orang sekitar dialami pasangan Beatie -Nancy saat
mendatangi para dokter untuk minta bantuan. Sekitar sembilan dokter
berbeda pernah mereka datangi. Ada yang menolak menyapa Beatie dengan
panggilan “Pak”, ada yang menyuruh Beatie mencukur bersih dulu
bulu-bulu di mukanya, ada yang menyerah dengan mengatakan bahwa ia
tidak mampu merawat seseorang seperti Beatie.
Semua cobaan
dapat dilewati dan Beatie akhirnya hamil. Sayang sekali, Beatie
mengalami keguguran. Namun kesedihan tidak berlangsung lama karena
Beatie dapat mengandung untuk kali kedua tahun lalu kemudian melahirkan
Susan awal tahun ini. Setelah Susan lahir, Beatie tidak meneruskan
suntikan hormon testosteron, sehingga dia hamil lagi untuk kali ketiga.
Bagaimana rasanya menjadi pria hamil? Dalam kolomnya Beatie
menulis: Luar biasa. Di luar fakta bahwa ada kehidupan di dalam perut
saya, saya merasa stabil dan percaya diri sebagai seorang laki-laki.
Saya bangga memiliki istri seperti Nancy yang selalu memberi dukungan.
Saya adalah suami yang mengandung anak kami. Saya akan menjadi ayah,
dan Nancy akan menjadi ibu. Kami akan menjadi sebuah keluarga.
Menurut
laporan stasiun televisi ABC, Thomas Beatie lahir di Hawaii dengan nama
Tracy Lagondino. Tracy tumbuh sebegai gadis yang cantik yang tomboy.
Tahun 1986, ketika Tracy berusia 12 tahun, ibunya bunuh diri. Ayah
Tracy memaksa putrinya yang tomboy untuk menjajal profesi sebagai
model. Thomas Beatie mengatakan, “Saat itu saya tidak melihat lagi
seorang anak perempuan atraktif dalam diri saya. Memakai make-up bagi
saya seperti memakai topeng.”
Pada usia 14 tahun, Tracy menjadi
salah satu finalis kontes Miss Teen Hawaii. “Saya ingat kalau waktu
saya merasa sangat tidak nyaman di panggung,” kata Beatie. Lambat laun,
Tracy menukar kegiatan modelling-nya dengan olahraga, dan mulai
berpakaian seperti pria. Kalau harus ke toilet, Tracy memilih masuk ke
toilet pria.
Walaupun Tracy memiliki beberapa pacar laki-laki, dia sangat membenci hubungan seksual.
Pada
usia 24 tahun, Tracy mulai menjalin hubungan lesbian dengan Nancy,
seorang binaraga. Mereka memutuskan tinggal bersama bersama dengan
membawa serta dua putri Nancy dari pernikahan Nancy sebelumnya.
Tahun
1998, Tracy memutuskan untuk mengubah gender. Tes psikologi menyatakan
bahwa orientasi Tracy lebih condong ke laki-laki. Dia kemudian mulai
mengubah tubuhnya secara medis, dimulai dengan menyuntikkan hormon
testosteron. “Suara saya mulai berubah,” kata Beatie. “Suara saya pecah
seperti waktu masa-masa pubertas.
Tulang dan persendian saya terasa makin kuat, dan saya mulai menumbuhkan bulu-bulu di muka saya,” lanjut Beatie.
Tahun
2002, Thomas Beatie, yang secara hukum masih bernama Tracy, menjalani
operasi pengangkatan payudara. “Hari itu adalah Hari Pembebasan saya.
Rasanya seperti sebuah beban berat sudah diangkat dari dada saya,”
ungkap Beatie. Dia membiarkan rahim dan vagina tetap berada di
tempatnya agar suatu hari kelak, dia bisa mengandung.
Mengubah
kelamin secara legal butuh proses panjang dan rumit. Tidak ada banyak
hukum-hukum federal yang diterapkan. Di Hawaii, dengan surat dokter
yang menjelaskan soal tes psikologi dan operasi ganti kelamin yang
dijalani Beatie, itu sudah secara legal mengizinkan Beatie mengubah
data di akta kelahiran dari “perempuan” ke “laki-laki”, dan dari
“Tracy” ke “Thomas”.